Cerita Lucu Koplak - Permen Karet Kondom Seorang turis asal Singapura sedang menikmati liburan di Malaysia.
dia sedang menikmati makan paginya di caffe house sebuah hotel dimana dia menginap.
seorang warga Malaysia sambil mengunyah permen karet duduk disebelahnya dan mulai mengajak ngobrol dengan santai.
Malaysia ; "kalian orang-orang Singapura memakan keseluruhan roti ya ???"
Singapura ; "tentu saja."
Malaysia ; "kami tidak. di Malaysia kami memakan bagian dalam roti saja. sedangkan bagian kulit luar roti yang kering kami kumpulkan lalu kami masukkan kedalam kontainer, diolah, lalu kami produksi menjadi roti croissants dan kami ekspor ke Singapura."
si orang Malaysia lalu tersenyum puas saat melihat si orang Singapura terdiam tanpa bisa berbicara apa-apa.
Malaysia ; "apakah kamu juga memakan roti dengan selai??"
Singapura ; "tentu saja."
Malaysia ; "kami tidak. (sambil tertawa kecil) di Malaysia kami makan buah segar pada saat makan pagi. kami kupas kulitnya, kami keluarkan isinya dan kami kumpulkan di kontainer, diolah, lalu kami produksi menjadi selai. setelah itu kami ekspor ke Singapura."
kembali si orang Malaysia tersenyum puas di depan si orang Singapura.
kali ini si orang Singapura balas bertanya pada si orang Malaysia.
Singapura ; "apakah kalian orang-orang Malaysia melakukan hubungan sex??"
Malaysia ; "kenapa? tentu saja kami melakukan hubungan sex."
Singapura ; " apakah kalian menggunakan 'kondom' ??"
Malaysia ; "tentu saja!! kami menggunakan kondom."
Singapura ; "lalu apa yang kalian lakukan pada kondom yang telah digunakan??"
Malaysia ; "kami buang, tentu saja!!"
Singapura ; "(sambil berbisik ke arah orang Malaysia) kami tidak. Di Singapura, pemerintah secara diam-diam memasukkan kondom-kondom tersebut kedalam kontainer, kamilebur, lalu kami olah menjadi permen karet dan kami ekspor ke Malaysia. Itulah alasan yang sebenarnya kenapa kami orang Singapura tidak makan permen karet..seperti yang ada dimulut anda sekarang ini."
Malaysia ; "hueeekkk!!!!"
Kumpulan Cerita Kocak lucu Gila Bener2 Gokil Bikin Nyengir Ketawa
1 komentar:
Write komentarHa
ReplyEmoticonEmoticon